Pantai Ngobaran Gunung Kidul
Sejarah Pantai Ngobaran Gunung Kidul
arca pantai ngobaran via catatannobi.com |
Pantai
Ngobaran terletak di desa Kanigoro, kecamatan Saptosari, kabupaten
Gunungkidul. Pantai Ngobaran merupakan pantai yang memiliki sejarah yang
panjang karena berkaitan dengan sejarah akhir masa keberadaan kerajaan
Majapahit dan zaman kerajaan islam di Indonesia. Nama Ngobaran berasal
dari kata kobaran yang berarti terbakar.
Pantai
Ngobaran merupakan bagian sejarah kerajaan Majapahit, dimana pantai
Ngobaran merupakan titik akhir perjalan panjang kerajaan Majapahit.
Akhir kerajaan Majapahit yang berpusat di Trowulan Jawa Timur dimulai
dari lemahnya sistem pemerintahan dan bersamaan dengan berdirinya
kerajaan-kerajaan Islam di pesisir utara pulau Jawa pada pertengahan
abad ke 15 M. Salah satu putra raja Brawijaya V, yakni Raden Patah
adalah penguasa kasultanan Demak. Perkembangan agama Islam di pulau Jawa
amat pesat, hingga sampai menyentuh pusat kerajaan Majapahit dan
kemudian kerajaan Majapahit tidak dapat dipertahankan lagi.
Sejarah
keberadaan ajaran Kejawen bermula ketika Raja Brawijaya V bersama salah
satu putranya yakni Bondan Kejawan meninggalkan kerajaaan Majapahit,
berjalan ke arah barat dan singgah di Pantai Ngobaran. Semasa Bondan
Kejawan hidup, terjadi interaksi antara masyarakat dengan pangeran,
kemudian tutur kata dan perbuatan sang pangeran, Bondan Kejawan dikenang
oleh masyarakat setempat, dan sampai sekarang dikenal sebagai aliran
kepercayaan “kejawan”.
Masjid di pantai ngobaran yang menghadap selatan via catatannobi.com |
Maka
di pantai Ngobaran terekpresi betapa di situ terdapat nilai-nilai luhur
tentang kebhineka-an. Di pantai Ngobaran dapat di temui bangunan Joglo
tempat peribadatan aliran Kejawan, masjid tempat peribadatan umat
Muslim, dan pura tempat peribadatan pemeluk agama Hindu. Masjid unik di
pantai Ngobaran tampak menyatu dengan alam, lantai masjid ini tetap
pasir, hanya diberi alas tikar, menghadap ke arah laut, ke arah selatan
tidak seperti biasanya masjid-masjid di Gunungkidul menghadap ke arah
timur, namun arah kiblat tetap sama ke arah barat.
Menurut Cerita Masyarakat Setempat
Di
puncak bukit karang yang berada di sekitar pantai terletak sebuah kotak
batu yang berada di depan rumah joglo dikelilingi pagar kayu abu-abu.
Konon menurut cerita kotak batu tersebut merupakan tempat Prabu
Brawijaya V membakar diri.
Menurut
cerita masyarakat setempat, Prabu Brawijaya V merupakan keturunan
terakhir kerajaan Majapahit. Prabu Brawijaya V melarikan diri dari
istana bersama 2 orang istrinya yaitu Bondang Surati (istri pertama) dan
Dewi Lowati (istri kedua) karena enggan di-Islamkan oleh puteranya
Raden Fatah, raja Demak I.
Pelarian
tersebut sampai akhirnya di pantai Ngobaran Gunung Kidul dan menemui
jalan buntu. Akhirnya raja tersebut memutuskan untuk membakar diri dan
sebelumnya bertanya kepada dua istrinya, “Wahai istriku ! siapa diantara
kalian yang paling besar rasa cintanya kepadaku ?”. Dewi Lowati
menjawab “ cinta saya kepada tuan sebesar gunung” sedangkan Bondan
Surati menjawab “cinta saya kepada tuan sama seperti kuku ireng, bila
setiap di potong pasti akan tumbuh kembali, jika cinta itu hilang maka
cinta itu akan tembuh kembali”.
Mendengar
jawaban kedua istrinya tersebut, sang Prabu langsung menarik tangan
Dewi Lowati lalu mencebut ke dalam api yang membara. Hingga akhirnya
keduanya tewas terbakar. Sang Prabu memilih Dewi Lowati untuk mencebur
kedalam api karena rasa cinta istrinya yang kedua ini lebih kecil
dibandingkan dengan istrinya yang pertama. Dari peristiwa tersebut
tempat ini dinamakan ngobaran yang berasal dari kata kobong atau kobaran
yang artinya terbakar atau membakar diri.
Kebenaran
cerita tersebut masih diragukan sebagian pihak karena menurut
keterangan sebagian masyarakat setempat yang diperoleh dari orang-orang
tua mereka. Pada saat terjadi peristiwa tersebut ada seorang warga yang
menyaksikan bahwa yang tercebur kedalam api adalah anjing peliharaanya.
Pendapat ini dibuktikan dengan diketemukannya petilasan berupa tulang
sisa kobaran api yang ternyata bukan tulang manusia tetapi
tulang-belulang anjing. Berdasar cerita itulah penganut aliran kejawan
yaitu aliran kepercayaan peninggalan Prabu Brawijaya sering mengadakan
ritual di tempat ini.
Rute Menuju Pantai Ngobaran Gunung Kidul
Rute menuju pantai ngobaran |
Dari
kota Yogyakarta (sekitar 65 km) pertama telusuri jalan
Yogyakarta-Wonosari (Jl. Wonosari) setelah mencapai Piyungan ==>
jalan mulai menanjak dan berkelak kelok ==> Tikungan Bokong Semar
==> Hargodumilah ==> Patuk ==> Tikungan Irung Petruk (sekarang
ada jembatan yang memotong tikungan ini) ==> Sambi pitu ==> Hutan
tleseh ==> Lapangan Udara Gading ==> Pertigaan Gading ke Kanan
(arah Playen Paliyan) ==> Dari kecamatan Paliyan terus ke arah
selatan menuju Trowono ==> PUSDIKLAT TNI AD ==>hutan SODONG
(jalannya menanjak dan berkeloko-kelok). Di daerah Sodong masih bisa
ditemui kera yang bersembunyi di gua-gua di hutan Sodong.
Sebelum
masuk TROWONO akan melewati telaga Namberan (berfungsi sebagai cadangan
air masyarakat sekitar) ==> Pasar Trowono ambil arah ke selatan
melewati jalan beraspal yang agak sempit dan berkelok-kelok ==>
kelurahan Kanigoro Saptosari. Di kanan kiri jalan ditemui pipa-pipa air
minum yang dialirkan ke masyarakat dari sumber air di Ngobaran ==>
Pertigaan ambil ke kanan (ke kiri Pantai Ngrenehan dan ke kanan Pantai
Ngobaran).
Tiket Masuk
Untuk
tiket masuk pantai ngobaran gunung kidul ini Rp 3000,- tiket masuk ini
satu paket dengan pantai ngrenehan yang terletak tak jauh dari pantai
ngobaran ini.
Fasilitas
arca pantai ngobaran via wisatajogja.my.id |
Fasilitas
yang disediakan di pantai Ngobaran belum lengkap karena daerah ini
belum tersentuh oleh jaringan listrik. Fasilitas penginapan juga belum
tersedia sehingga para wisatawan hanya bisa berkunjung pada waktu siang
hari saja. Fasilitas yang sudah ada hanya meliputi : kamar mandi, tempat
ibadah, warung makan dan tempat parkir. Wisata pantai ngobaran Gunung
Kidul layak sebagai alternatif paket wisata anda di Jogja,
Kuliner
Salah
satu menu khas yang tersedia di warung-warung makan di tempat ini
adalah landak goreng. Menurut masyarakat setempat daging landak laut
sangat kenyal dan rasanya lezat. Cara menyantapnya pun cukup unik, duri
landak sebelumnya di potong dulu atau dikepras atau dibabat hingga rata
kemudian dipecah dengan menggunakan sabit hingga dagingnya terlihat.
Setelah
itu dagingnya dicongkel. Menu ini merupakan sajian yang ekstrem yang
membuat anda tidak akan melupakan pengalaman menyantap landak laut ini.
Jika
anda tertarik ingin membawa rumput laut tersebut untuk diolah dirumah,
anda dapat memperolehnya dengan harga yang relatif murah. Di kawasan
pantai ini beragam jenis karangan seperti karangan simbar untuk bahan
membuat kerupuk dengan harga Rp.3.000 – Rp.5.000 / kg, karangan lumut
harganya Rp.1.500 – Rp.2.000 . kg dan karangan ager untuk bahan
agar-agar Rp.1.200 – Rp.1.500 / kg.
Selanjutnya
bila anda berkunjung pada sore hari maka anda akn melihat aktivitas
nelayan yang sedang mencari biota laut seperti landak laut, bintang
laut, lobster dan kerang. Biota laut tersebut banyak ditemukan di
cekungan-cekungan yang berada di sela-sela batu karang.
Referensi :
- https://teamtouring.net/pantai-ngobaran-gunungkidul.html
- http://www.njogja.co.id/gunungkidul/pantai-ngobaran-gunung-kidul/
- http://www.wisatagunungkidul.com/2010/03/rute-perjalan-menuju-pantai-ngobaran.html
- http://www.catatannobi.com/2012/05/keindahan-alam-dan-uniknya-budaya.html
Disclaimer !
Teks Pantai Ngobaran Gunung Kidul di atas adalah postingan sharing semata. Seluruh media yang tersedia di Cah Bantul ini hanyalah untuk berbagi wawasan dan info update terkini. Apabila ada kesamaan nama, alamat atau juga hal lain dalam postingan harap dimaklumi menimbang informasi digital adalah bentuk sosial media yang menjadi konsumsi publik, bukan sebagai hak milik.
0 Response to "Pantai Ngobaran Gunung Kidul"
Post a Comment