Mendaki Arjuno Via Purwosari

Pada hari sabtu tanggal 10 Januari 2015 aku bersama Ahmad Shodik melakukan pendakian arjuno via purwosari. Cerita ini dimulai pukul 10.30 kami melakukan perjalanan dari surabaya menuju purwosari. Jalan menuju tempat pendakian lumayan rumit karena masuk ke dalam desa yang bernama tambak watu. Dari pertigaan purwosari yang kalo ke kiri ke probolinggo kalo ke kanan ke arah malang ambil ke arah malang sambil memperhatikan kanan jalan. Setelah anda menemukan pegadaian di kanan jalan langsung saja masuk ikuti jalan aspal tersebut hingga mencapai desa yang paling ujung yang bernama tembak watu. Di desa tersebut anda akan melihat sebuah rumah yang ada tulisannya pos perijinan.

Goa Ontobogo Purwosari
Guo Ontobogo
Kami mencapai tempat tersebut pukul 14.00 kemudian istirahat sebentar dan memulai perjalanan untuk mendaki pukul 14.30. Setelah satu jam berjalan kami mencapai pos 1 yang bernama ontobogo yang ditandai dengan gapura yang ada tulisannya ontobogo dan patung naga yang membentuk trisula. Kamipun foto-foto bentar dan melanjutkan perjalanan.

patung trisula ontobogo
Patung Naga pada pos Ontobogo
Trek dari pos Ontobogo menuju pos 2 Tampuono di dominasi dengan makadam dengan kemiringan yang tak begitu curam. Patokan dari base camp menuju pos 1 dan pos 2 adalah pipa air karena kita berjalan mengikuti pipa air tersebut. Akhirnya pada pukul 16.30 kami mencapai pos tampuono. Di sana kami bertemu bapak-bapak yang telah bertapa sejak tanggal 25 desember 2014 akupun bertanya kepada bapak tersebut arah sholat. Akhirnya kami ditawarin untuk sholat ke dalam pondokan yang berada pada pos tampuono tersebut.


Setelah sholat kami melanjutkan perjalanan menuju pos 3 yang bernama pos eyang sakri. Untuk mencapai pos eyang sakri hanya dibutuhkan waktu 10 menit dan kemudian dilanjutkan menuju pos eyang semar. Perjalanan menuju pos eyang semar ini lumayan mengerikan. Bau dupa yang menyengat, pohon besar-besar yang sangat rimbun dan hewan-hewan yang bernyanyi membuat berdiri bulu kuduk. Burung hantu yang mulai berkicau, monyet-monyet yang berkeliaran dan matahari yang mulai tenggelam menjadikan suasana sore itu menyeramkan.

Kamipun mencapai pos eyang semar pukul 18.30 dan melanjutkan perjananan hingga mencapai pos mahkutoromo. dari eyang semar menuju mahkutoromo kondisi pepohonannya sudah mulai jarang. hanya pohon-pohon yang tak begitu besar dan tinggi. Setelah kurang lebih 45 menit berjalan akhirnya kami mencapai pos mahkutoromo. Di pos mahkutoromo kami bermalam di pondokan yang telah ditinggali berbulan bulan oleh bapak penunggu (belum sempat nanya namanya haha). Di sana muat untuk kurang lebih 30 orang jadi tak perlu repot-repot bawa tenda jika ingin mendaki arjuno via purwosari ini kecuali jika ingin ngecamp di puncak.

Pada pukul 21.00 kami istirahat karena pada pukul 01.00 kami harus melanjutkan perjalanan menuju puncak. Pada pukul 00.30 aku dibangunin oleh shodik malas rasanya untuk bangun dan melanjutkan perjalanan. Kami masak kopi sebelum melakukan perjalanan menuju puncak. tepat pukul 01.00 kami memulai perjalanan menuju puncak. Dari pos mahkutoromo sampai dengan puncak dibutuhkan waktu kurang lebih 7 jam perjalanan dan kami hanya membawa 2 liter air untuk dua orang. Treknya pun sangat menanjak sehingga sangat menguras tenaga kami. Akhirnya setelah berjalan terseok-seok dan tertidur-tidur kami mencapai puncak ogal-agil (puncak arjuno) pada pukul 08.00. Kami foto-foto bentar buat bukti kalau dah nyampe puncak dan langsung turun lagi karena sangat kelaparan.

puncak arjuno
Puncak Ogal Agil Arjuno
Perjalanan turun merupakan perjalanan yang sangat membosankan dan melelahkan. Untuk perjalanan turun menuju pos mahkotoromo ini membutuhkan waktu 5 jam dengan berjalan sangat santai karena lemas dan lapar. Hanya tekad dan keinginan untuk segera makan yang memicu kami terus berjalan menuju mahkutoromo ini. Diperjalanan turun ini aku sempat mengabadikan patung-patung peninggalan jaman majapahit yang bertebaran pada jalur pendakian ini. Sebenarnya jalur purwosari ini bukanlah jalur pendakian melainkan jalur spiritual karena yang berada di sini kebanyakan untuk melakukan ritual spiritual bukan untuk pendakian.

peninggalan majapahit
Patung-patung petilasan
Setelah mencapai mahkutoromo kami makan sepuasnya dan tidur bentar kemudian turun untuk kembali ke kota pahlawan. Aku sudah sangat rindu oleh kehangatan atau lebih tepatnya kepanasan kota pahlawan ini. :D

Disclaimer !

Teks di atas adalah postingan sharing semata. Seluruh media yang tersedia di Cah Bantul ini hanyalah untuk berbagi wawasan dan info update terkini. Apabila ada kesamaan nama, alamat atau juga hal lain dalam postingan harap dimaklumi menimbang informasi digital adalah bentuk sosial media yang menjadi konsumsi publik, bukan sebagai hak milik.

Berlangganan Update via Email:

0 Response to "Mendaki Arjuno Via Purwosari"

Post a Comment