Film Senyap
Seorang laki-laki mengamuk saat pemutaran film Senyap: Look of Silence. Ia berteriak-teriak meminta pemutaran film dihentikan. Laki-laki bernama Haris Budi Kuncahyo ini mengaku anak dari korban kekerasan PKI. Ia meminta film yang menceritakan rekonsiliasi ini dihentikan. Panitia pun akhirnya menghentikan pemutaran film, Rabu (10/12).
Baca juga :Fenomena kodok ijo pada DP BBM
Haris menggunakan sorban dan berbaju batik. Awalnya ia mencari-cari seseorang. Salah satu panitia menenangkan dan mengajaknya keluar. Sejenak tak terjadi apa-apa. Tiba-tiba ia mengamuk dan meminta pemutaran film ini dihentikan.
"Saya ngga terima, saya anak korban PKI, bapak saya korban PKI, saya mau film ini dihentikan,"kata Haris.
Setelah film senyap ini dihentikan ia tetap meminta laptop untuk memutar film disimpan. Haris beralasan kekerasan PKI tidak boleh dilupakan. Ia mengaku belum menonton film ini tapi ia hanya menyimpulkan film ini berdasarkan dari penjelasan panitia.
Panitia Pemutaran Film Andri Juni mengatakan tidak ada panitia yang memberikan penjelasan film ini ke Haris. Karena tidak ingin membuat kericuhan lebih jauh Andri menghentikan film ini. Namun Andri tetap melanjutkan diskusi tentang rekonsiliasi sejarah kekerasan masa lalu.
"Kami mengadakan dua pemutaran film di Surabaya dan Malang, di Surabaya lancar,"kata Andri.
Film dokumenter ini bercerita mengenai seorang laki-laki yang mencari tahu pembunuh kakaknya. 40 tahun lebih telah berlalu, Adi Rukun dan ibunya yang sudah lansia masih memendam kepedihan dari tragedi pembantaian massal tahun 1965 di Indonesia. Kakak Adi adalah salah seorang korban pembantaian di Sumatera Utara.
Adi, yang baru lahir dua tahun setelah peristiwa itu, menjalani kehidupannya dengan tanda tanya besar; bagaimana kakaknya dibunuh dan siapa pelakunya? Jawabannya terkuak dalam film dokumenter 'The Look of Silence' atau Senyap yang diputar perdana dalam Festival Film Internasional Venesia.
Film ini mengikuti perjalanan Adi yang menemui pelaku pembunuh kakaknya, bukan untuk balas dendam, namun untuk mencari pemahaman. Adi Rukun Cari Tahu Pembunuh Kakaknya Dalam 'The Look of Silence'. “Ini bukan hanya masalah saya pribadi, tetapi menyangkut jutaan rakyat Indonesia yang selama ini selalu seperti itu keadaannya.
Sesuatu yang sangat buruk akan tidak baik bila dibiarkan terus menerus. Seperti halnya di sekolah masih memberikan pelajaran yang negatif tentang orang-orang yang dianggap komunis. Jadi sepertinya naïf apabila kita mengetahui hal yang sangat buruk, kita biarkan begitu saja tanpa kita berusaha berbuat sesuatu hal agar semuanya menuju lebih baik lagi,” papar Adi Rukun.
Khawatir akan ancaman atau intimidasi yang mungkin terjadi kepada dirinya dengan perilisan film kontroversial ini, Adi untuk sementara ini dia memilih untuk tinggal di luar negeri. Namun dia membantah mencari suaka ke negara lain.
“Sepertinya belum. Kita masih lihat bagaimana sikap pemerintah Indonesia. Dan tujuan saya juga bukan untuk menjelek-jelekkan pemerintah Indonesia. Saya sangat mencintai Indonesia karena saya lahir, dibesarkan, dan semuanya ada di Indonesia. Jadi saya tidak mungkin keluar begitu saja tanpa sebab yang memang sangat urgent,” tambah Adi.
Sementara keluarganya, yang sebelumnya tinggal di Sumatera Utara, telah pindah ke tempat lain yang dinilai lebih aman. Sebelumnya, mereka tinggal tidak jauh dari para pelaku pembantaian 1965, dan pernah mengalami ancaman serta intimidasi, seperti yang terekam dalam film tersebut.
Senyap atau The Look of Silence adalah kelanjutan dari dokumenter sebelumnya Jagal atau The Act of Killing arahan sutradara AS Joshua Oppenheimer dan ko-sutradara anonim asal Indonesia.
Film Senyap mengambil perspektif keluarga korban sementara Jagal mengambil perspektif para pelaku pembantaian.
Disclaimer !
Teks Film Senyap di atas adalah postingan sharing semata. Seluruh media yang tersedia di Cah Bantul ini hanyalah untuk berbagi wawasan dan info update terkini. Apabila ada kesamaan nama, alamat atau juga hal lain dalam postingan harap dimaklumi menimbang informasi digital adalah bentuk sosial media yang menjadi konsumsi publik, bukan sebagai hak milik.
0 Response to "Film Senyap"
Post a Comment