Tradisi "ujung" di hari lebaran
Hari Raya 'Iedul Fitri merupakan kemenangan bagi seorang muslim setelah sebulan lamanya di gembleng dengan menjalankan ibadah puasa. Baik jiwa maupun raga dilatih pada bulan ramadhan ini. Setelah semua itu terlewati Hari kemenanganpun tiba. Dalam merayakan hari lebaran ini tiap daerah mempunyai tradisi yang berbeda-beda sesuai dengan kultur daerah tersebut. Dan di daerah saya mempunyai tradisi yang disebut "ujung".
Ujung merupakan suatu tradisi yang mana orang-orang membuka rumahnya tinggalnya (open house). Para pemuda berkeliling dari rumah ke rumah untuk melakukan permohonan maaf kepada pemilik rumah. Biasanya dengan perkataan kurang lebih seperti ini "Mbah ngaturaken taqobballallohu minna waminkum taqobbal Ya Karim sedoyo kalepatan ingkan kulo sengojo lan mboten kulo sengojo nyuwun pangapunten dan di jawab "Nggeh le semono ugo aku dadi wong tuwo akeh klenta klentuni mugi-mugi dosa kulo lan penjenengan dilebur ing dinten riyoyo niki. Di rumah tersebut terdapat aneka ragam makanan yang telah siap untuk dicicipi :-) . Dulu waktu masih kecil aku sampe hafal menu yang bakal ada di rumah-rumah itu. Sampe-sampe aku kekenyangan gara-gara tiap rumah aku selalu makan makanan. hehe rakus yakk .
Di sisi lain para sesepuh merasa senang sekali karena dikunjungi oleh pemuda-pemuda untuk meminta maaf. Merasa bahwa dirinya masih diperhatikan oleh yang lainnya dan melihat para generasi-generasi penerus bangsa.
Dalam tradisi "ujung" ini kita bisa merasakan indahnya meminta maaf sambil menyambung silaturahim karena bisa jadi hanya waktu lebaran saja bisa meluangkan waktu untuk bertatap muka.
Minal 'aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin
Taqobballallohu minna wa minkun taqobbal Ya Kariim.
Ujung merupakan suatu tradisi yang mana orang-orang membuka rumahnya tinggalnya (open house). Para pemuda berkeliling dari rumah ke rumah untuk melakukan permohonan maaf kepada pemilik rumah. Biasanya dengan perkataan kurang lebih seperti ini "Mbah ngaturaken taqobballallohu minna waminkum taqobbal Ya Karim sedoyo kalepatan ingkan kulo sengojo lan mboten kulo sengojo nyuwun pangapunten dan di jawab "Nggeh le semono ugo aku dadi wong tuwo akeh klenta klentuni mugi-mugi dosa kulo lan penjenengan dilebur ing dinten riyoyo niki. Di rumah tersebut terdapat aneka ragam makanan yang telah siap untuk dicicipi :-) . Dulu waktu masih kecil aku sampe hafal menu yang bakal ada di rumah-rumah itu. Sampe-sampe aku kekenyangan gara-gara tiap rumah aku selalu makan makanan. hehe rakus yakk .
Di sisi lain para sesepuh merasa senang sekali karena dikunjungi oleh pemuda-pemuda untuk meminta maaf. Merasa bahwa dirinya masih diperhatikan oleh yang lainnya dan melihat para generasi-generasi penerus bangsa.
Dalam tradisi "ujung" ini kita bisa merasakan indahnya meminta maaf sambil menyambung silaturahim karena bisa jadi hanya waktu lebaran saja bisa meluangkan waktu untuk bertatap muka.
Minal 'aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin
Taqobballallohu minna wa minkun taqobbal Ya Kariim.
Disclaimer !
Teks Tradisi "ujung" di hari lebaran di atas adalah postingan sharing semata. Seluruh media yang tersedia di Cah Bantul ini hanyalah untuk berbagi wawasan dan info update terkini. Apabila ada kesamaan nama, alamat atau juga hal lain dalam postingan harap dimaklumi menimbang informasi digital adalah bentuk sosial media yang menjadi konsumsi publik, bukan sebagai hak milik.
0 Response to "Tradisi "ujung" di hari lebaran"
Post a Comment