Dosa Pendaki Gunung
Mendaki gunung telah menjadi kegiatan yang populer untuk saat ini terutama untuk anak-anak muda yang mempunyai semangat tinggi. Namun perlu diingat bahwa kita mendaki gunung haruslah menjaga kelestarian alam tersebut entah kamu pecinta alam ataupun penikmat alam. Berikut ini adalah dosa pendaki gunung yang harus dihindari untuk kelestarian alam kita.
Andil dalam mencemari lingkungan
Tak jarang dari para pendaki dengan enaknya membuang sampah sembarangan. Mungkin ini telah menjadi kebiasaannya jadi terbawa saat mendaki gunung. Tapi perlu diingat relakah anda jika keindahan alam ini menjadi rusak dan anda turut andil dalam perusakan itu ? Oleh karena itu marilah kita biasakan untuk membuang sampah pada tempatnya baik itu di gunung maupun tidak. Jadilah pendaki konservatif sebagai bentuk rasa terima kasih anda telah menikmati alam yang begitu indah. Berikut adalah waktu penguraian untuk barang-barang yang sering kita tinggalkan di gunung :
- Kertas : 2,5 bulan
- Kain katun : 1,5 bulan
- Kulit jeruk : 6 bulan
- Kardus / Karton : 5 bulan
- Filter rokok : 10 - 12 tahun
- Kantong plastik : 10 - 20 tahun
- Sepatu kulit : 25 - 43 tahun
- Baju / kaos kaki nylon : 30 - 40 tahun
- Kertas plastik, botol plastik : 50 - 80 tahun
- Aluminium ( Voil ) : 80 - 100 tahun
- Kaleng timah : 200 - 400 tahun
Merusak keasrian gunung
Banyak tindakan-tindakan yang merusak keasrian gunung seperti mencorat-coret batu, pohon dan shelter (vandalisme), mengambil flora/fauna yang dilindungi, berbuat ceroboh sehingga mengakibatkan kebakaran hutan dan lain sebagainya. Marilah kita jaga keasrian gunung agar anak cucu kita tetap bisa menikmati keindahan alam negeri ini.
Bersikap acuh
Menganggap tugas konservasi adalah tugas penjaga Taman Nasional, porter dan LSM itu merupakan anggapan yang salah. Tugas konservasi adalah tugas kita semua karena yang membuat sampah itu sendiri adalah kita para pendaki. Saya ketika di ranu kumbolo pernah mendengar dari seorang pendaki ketika ditanya oleh petugas TNBTS "ini semua sampah pendaki atau sampah nasional (TNBTS) ?" pendaki itupun menjawab dengan ringannya sampah nasional pak. Jdweer betapa terkejutnya saya mendengar jawaban itu keluar dari seorang pendaki. Ya walaupun saya juga pendaki abal-abal dan hanya penikmat alam tetapi paling tidak saya membawa turun sampahku sendiri. Mitos "Saya bukan pecinta alam, kok. Cuma penikmat alam. Jadi bukan tugas saya dong untuk konservasi?" harus dihilangkan entah anda pecinta alam ataukah penikmat alam janganlah menjadi perusak alam.
Menggelar pendakian massal yang tidak konservatif
Membuat acara pendakian dengan jumlah peserta yang banyak dengan tanpa konsep konservatif hanya akan memindahkan sampah kelompok ke gunung yang mengakibatkan jumlah sampah di gunung akan semakin banyak.
Tidak mewariskan tentang pendakian konservatif
Tidak mewariskan pengetahuan tentang pendakian konservatif juga merupakan dosa pendaki gunung karena hanya akan melahirkan pendaki-pendaki yang cuek dengan alamnya. Iklan-iklan pendakian baik itu dari film maupun dari tulisan seharusnya ditanamkan nilai-nilai konservasi sehingga menghasilkan pendaki-pendaki yang sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam ini.
Berikut adalah dosa pendaki gunung yang mungkin dengan sadar atau tanpa sadar kita telah melakukannya. Maka dari itu segeralah bertobat dari dosa pendaki gunung ini agar alam kita tetap indah hingga anak cucu kita.
Disclaimer !
Teks Dosa Pendaki Gunung di atas adalah postingan sharing semata. Seluruh media yang tersedia di Cah Bantul ini hanyalah untuk berbagi wawasan dan info update terkini. Apabila ada kesamaan nama, alamat atau juga hal lain dalam postingan harap dimaklumi menimbang informasi digital adalah bentuk sosial media yang menjadi konsumsi publik, bukan sebagai hak milik.
0 Response to "Dosa Pendaki Gunung"
Post a Comment